MANAGEMEN
MASJID DI ERA GLOBALISASI
A. Pendahuluan
Dewasa ini arus
gloalisasi semakin terasa. Perkembangan
dunia internasional baik dalam bidang ekonomi, politik maupun social budaya
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia.
Arus globalisasi baik positip maupun negative telah menembus batas-batas
Negara, bahkan menembus dinding-dinding rumah tangga kita. Jika tidak siap maka
dapat dipastikan akan menimbulkan malapetaka.
Masjid sebagai pusat
peradaban Islam diharapkan mampu berperan aktip dalam membina iman dan taqwa
umat Islam, sehingga mereka terbentengi dari dampak negative era globalisasi.
Pada saat yang sama mereka juga termotivasi untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengejar ketertinggalan dari umat
Islam.
B. Pengertian,
Peran Dan Fungsi Masjid
Pengertian menurut
terminology dalam syariat Islam, masjid adalah sebuah bangunan khusus
yang didalamnya dilakukan berbagai aktivitas, baik hablumminallah maupun
hablummnannas, yang secara keseluruhan dilakukan dalam bingkai tunduk dan patuh
dalam pengabdian kepada Allah. Maka sebuah kesalahan besar bila masjid kemudian
dimarjinalkan dengan hanya difungsikan sebagai tempat ibadah dalam arti sempit,
seperti misalnya hanya tempat shalat dan khutbah.
Ketika Rosulullah
hijrah ke Madinah, yang pertama kali dilakukan adalah mendirikan sebuah masjid
yang terkenaldengan maasjid Nabawi. Masjid itu dijadikan pusat kegiatan hingga
khulafaurrosyiin. Di dalam masjid itu diorganisir berbagai kegiatan masyarakat
secara lengkap, meliputi ibadah, ekonomi, social dan politik. Menjadi pusat
ibadah, pusat dakwah, pusat pendidikan bahkan pusat pemerintahan.
Dapat disimpulkan bahwa
Masjid Nabawi di zaman Rosulullah SAW, hingga para khulafaurrosyidain memiliki
peran dan fungsi yang sangat luas, saat itu masjid berfungsi sebagai berikut;
1. Tempat
ibadah ritual
2. Tempat
konsultasi, komunikasi, musyawarah
3. Tempat
pendidikan, pemberdayaan, pencerahan
4. Tempat
social
5. Tempat
pengobatan
6. Tempat
menghimpun dan ,mengelola dana umat
7. Tempat
perdamaian dan penyelesaian sengketa
8. Tempat
mengatur strategi dan latihan perang
9. Tempat
pusat informasi dan penbelaan Islam
Namun setelah dibangun
khalifah, masjid mengalami degradasi fungsi. Masjid – masjid dibatasi pada
fungsi ibadah dan pendidikan, sedang fungsi pemerintahan berpindah ke istana.
Di era globalisasi ini,
fungsi masjid harus diarahkan sebagai pusat peradaban Islam, disamping pusat
pembinaan iman dan taqwa. Sebagai pusat peradaban masjid harus melaksanakan
tugas pendidikan untuk mencetak sumber daya
manusia yang handal serta mampu bersaing dipentas global. Oleh karena itu
masjid harus mampu memainkan peran sebagai berikut:
1. Memelihara
tradisi Islam
2. Mencetak
calon ulama
3. Mencetak
ahli dalam berbagai disiplin ilmu
C. Management Masjid
Pada dasarnya, managemen
masjid diarahkan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan didirikannya sebuah
masjid. Masjid memiliki visi sebagai
pusat peradaban Islam sedangkan misi utamanya adalah sebagai berikut:
1. Menjadi
lembaga amar ma’ruf nahi munkar berdasar al Quran dan as Sunnah, dengan prinsip
bilhikmah, al mauidzoh hasanah [ nasehat yang baik], dan aljadal bi alahsan [
dialog dan debat argumentatip
2. Pencerahan
dan pemberdayaan, yaitu lembaga yang
memberi pencerahan dan
perberdayaan umat melalui berbagai program pendidikan, pelatihan dan kajian
ilmiah.
3. Pelayanan dan keamanan, yaitu menjadi lembaga
yang memberikan pelayanan yang terbaik bagi umat atas berbagai problem
kehidupan yang mereka hadapi, sehingga mereka mendapatkan keamanan, kenyamanan,
kemudahan dan ketentraman.
4. Pemeliharaan, yaitu menjadi benteng umat Islam yang dapat memelihara dan
menjaga mereka dari berbagai arus pemikiran, keyakinan, budaya dan gaya hidup
yang bertentangan dengan ajaran dan nilai Islam.
Kegiatan masjid pada
umumnya meliputi tiga hal sebagai berikut;
1. Kegiatanperibadatan,
seperti pembinaan ibadah shalat fardhu,
shalat jum;at dan khutbah jum’at, ibadah ramadahn, peringatan hari besar,
peningkatan kualitas muadzin, imam dan khatib, peningkatan ketertiban berjamaah
dalamberibadah dan lain-lain. Setiap kegiatan ini secara rutin dievaluasi.
Dibuat program-program pembinaan, pelatihan dan peningkatan mutu yang
dikordinir oleh seorang kordinator.
2. Kegiatan
pemberdayaan dan pencerahan, meliputi kegiatan ta’lim, dakwah dan
pelatihan-pelatihan.
3. Kegiatan
social, meliputi bantuan social akibat bencana alam atau musibah lain, koprasi
masjid, perluasan dan pemberdayaan wakaf.
D. Prinsip-prinsip
Managemen Masjid
1. Prinsip
tertib administrasi,masjid adalah milik umat bukan milik orang perorang. Oleh
karena itu semua asset yang dimiliki di kelola sesuai aturan yang berlaku,
dengan tertib administrasi, pengawasan dan control yang ketat. Hal ini
dilakukan untuk menghindari penyelewengan yang berakibat buruk bagi masa depan
masjid. Maka semua pengelola masjid baik pengurus maupun karyawan, harus mampu
memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masjid, memisahkan antara
milik pribadi dan milik masjid. Dan berusaha mendahulukan urusan masjid
daripada urusan pribadi.
2. Prinsip pembinaan sikap mental, semua kegiatan
yang ada dimasjid tidan sekedar dimaknai sebagai sebuah pekerjaan untuk
mendapatkan upah atau gaji. Bekerja di masjid adalah pekerjaan suci dan
dilakukan dengan keikhlasan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Oleh karena itu
semua kegiatan harus diarahkan pada pola
mendidik penyelenggaranya untuk memiliki sikap mental yang baik, mendidik
mereka menjadi bertambah ikhlas, semakin jujur dan semakin lebih santun. Maka
setisp pengurusnya tidak boleh menggangu keikhlasan yang lain, merasa paling
punya jasa, apalagi kemudian saling curiga mencurigai.
3. Prinsip
etika kerj aberdasarkan falsafah dan pola hidup islami, yaitu bahwa kerja
adalah pengabdian [ ibadah] kepada Allah sebesar yang dikerjakan, sebesar itu
pula yang didapatkan. Mengabdi [ ibadah] kepada Allah adalah fitrah setiap
manusia, sebuah karunia Allah untuk kepentingan dan kebaikan manusia itu
sendiri. Begitu pula pengabdian dalam bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang
kepada orang lain, seperti menolong,mendidik, mengajar, mengelola, merawat,
memperjuangkan kepentingan umat. Sesungguhnya kebaikan yang dilakukanya adalah
untuk menjaga dirinya.
4. Prinsip
etos kerja mandiri dalam kebersamaan. Mandiri tidak diartikan individualism.
Mandiri yang dimaksudkan adalah sebagai buah dari kebersamaan.
E. Pemeliharaan
masjid
1. Kebersihan
2. Kesehatan
3. Ketertiban
4. Menjaga
nilai estetika
5. Menjadikan
lingkungan masjid tetap aman
6. Menciptakan
rasa nyaman
7. Menjaga
kesederhanaan
8. Memelihara
keramahan
F. Penutup
Untuk mewujudkan
cita-cita membangun masjid yang berkualitas, maka para pengurus masjid dan
seluruh jamaah perlu kerja keras. Mereka harus terus menerus berbenah dan
mengembangkan diri agar dapat terus hidup dan berkenbang ditengah arus
globalisasi, membawa misi sebagai pusat cahaya penerang bagi umat manusia. Oleh
karena itu segenap pengelola bersama jamaah masjid harus terus bertindakdalam
mewujudkan cita-cita itu. Wallahu alam bisshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar