Kamis, 27 November 2014

Fungsi, Tujuan dan Ruang lingkup Suverpisi Pendidikan



FUNGSI, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI PENDIDIKAN
Oleh : Sarno Hanipudin

A.  Pendahuluan
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk menjalankan supervisi
Diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan insight dan kepekaan mata batin. Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.

Posisi dan Peran PAI dalam Kajian Integrasi




Transformasi Dialektika Segitiga:
Posisi Dan Peran PAI Dalam Kajian Integrasi Agama, Sains, Tekhnologi

Sarno Hanipudin *[1]
            Abstract: Science and technological progress that very fast have serious impact in so many aspect of life. That impact demands us to determine correct attitude and according to value insaniyatul-insan (humanitarian) by creating three balance; soul, mind and physis. The threefold element represents the holistic integrity that refusing dichotomy. Thus, the real education is that capable to coordinated all desire, digging all potency, recognizing existing capability and tendency, and supply it with the skill so that can fase the existing reality and follow to pursue idealism and targets to reach. This becames special responsibility to Moslem scientist and professional, especially teacher of Islamic educations. They have the responsibilities to perform contact and discussion across science discipline. Keyword: Islamic education, science & technology progress.

Pendahuluan
Perkembangan Sains dan Teknologi di zaman ini semakin terasa pesat dan diperlukan manusia. Manusia modern sudah sangat bergantung kepada produk-produk sains dan teknologi. Sukar untuk dibayangkan manusia modern hidup tanpa menggunakan produk-produk sains dan teknologi. Keperluan hidup harian manusia modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat transportasi, sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan, kesehatan dan semua aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari pada menggunakan produk sains dan teknologi.
Perkembangan teknologi pertanian, peternakan, perikanan serta pemprosesan makanan dan minuman telah memudahkan manusia untuk memenuhi keperluan makan minum semua manusia di muka bumi ini. Perkembangan teknologi informasi, dengan adanya telpon, handphone, faksimili, internet dan lain-lain, telah mempercepat penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, sekarang dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan lain-lain alat komunikasi canggih, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan.

Lapisan Masyarakat



LAPISAN MASYARAKAT, KESADARAN KELAS, KELAS SOSIAL DAN PERSAMAAN
Oleh; Sarno Hanipudin

       I.            Pendahuluan
            Dalam kehidupan sosial, manusia berdampingan satu sama yang lain sebagai makhluk homo sosius. Homo sosius bermakna bahwa manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya selalu memerlukan orang lain dalam mengarungi dan menjalankan kehidupannya. Dengan demikian, maka manusia dalam status sosial adalah sama “diperlukan dan saling memerlukan”. Bila sedikit bergeser keranah hukum, maka akan tampak sekali bahwa derajat manusia di mata hukum adalah sama. Meskipun seorang jenderal atupun  presiden didepan adalah sama.  
            Akan tetapi dilapangan kehidupan, masih sering sekali didengar adanya ketidaksamaan. Hal ini dapat dilihat dalam perspektif kekuasaan, dimana sudah menjadi teori bahwa pemegang kekuasaan boleh bertindak sekehendak hati terhadap yang dikuasai, model-model yang seperti inilah yang menghasilkan sistem otoriter dalam berkuasa. Belum dalam bidang pendidikan, gaps itu kian terasa dan kentara, yang kaya bisa sekolah dan si miskin tidak bisa sekolah, sehingga beberapa waktu kemarin muncul istilah “orang miskin dilarang sekolah” atau “orang miskin dilarang sakit”. Hal itu semua merupakan gambaran bahwa masalah sosial, masih menjadi persoalan yang rumit.

Lingkungan Pendidikan


LINGKUNGAN PENDIDIKAN
1.      Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan (envirement) merupakan salah satu unsure/komponen pendidikan. Lingkungan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya masing-masing dan kelancaran proses dan hasil pendidikan.
Ngalis Purwanto, ( 1984 :77)Lingkungan (envirement) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita. Menurut Wasty Soemanto (1984:80) lingkungan mencakup segala material dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, prikologis, maupun sosial kultura.
Kedua pendapat itu menjelaskan bahwa lingkungan yaitu semua yang mempengaruhi individu secara internal dan external. Dan lingkungan bagi individu adalah semua yang berasal daridalam diri(fisik dan psikis)dan diluar dirinya seperti alam fisika(non manusia) dan manusia.

Kebijakan Pemerintah terhadap PBS



A.     Pendahuluan
            Pendidikan pada asalnya merupakan sebuah usaha secara terus dan berkesinambungan dari manusia agar kelangsungan kehidupan bermartabat dapat terus tercipta.
Kemajuan zaman yang menjadi pertanda persaingan semakin kompleks, secara langsung memberikan efek tekanan yang besar bagi dunia pendidikan. Maka secara jelas dunia pendidikan harus melakukan terobosan-terobosan penting untuk hal ini.
Dalam makalah ini nantinya akan dibahas terkait hubungan antara kebijakan pemerintah terhadap pendidikan berbasis masyarakat, serta berbagai ulasan serta keterkaitan berbagai elemen di dalamnya.
Pada dasarnya, Pendidikan Berbasis Masyarakat (PBM) bertujuan untuk membantu pemerintah dalam memobilisasi sumber daya lokal dan meningkatkan peranan masyarakat, meningkatkan rasa kepemilikan dan dukungan masyarakat terhadap sekolah, dan mendukung peranan masyarakat untuk mengembangkan inovasi kelembagaan, serta membantu mengatasi putus sekolah terutama dari SD. Pendidikan Berbasis Masyarakat (PBM) dirasa penting, mengingat beberapa faktor, yaitu:
·      Besarnya penduduk indonesia yang menempuh pendidikan luar sekolah
·      Rendahnya anggaran dari pemerintah
·      Pemerintah belum melihat pendidikan secara utuh

interview Sarno Hanipudin. AS Panji Gumilang

Add caption


Foto Sarno Hanipudin



bareng teman

 
 
 
 
memori ma kawan-kawan UMP Puertoriko,,,ktk seminar internasional 2008..............................................

Rabu, 26 November 2014

Terima Kasih Guru

by Musafir Es
Pagi itu cuaca begitu dingin. Kumandang adzan subuh membangunkanku dari malam panjang. Terasa berat sekali tubuh ini untuk beranjak dari pembaringan. Segera kulawan rasa malas itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan bergegas mengambil air wudzu, menunaikan kewajibanku sebagai hamba…

Usai sembahyang ku rebahkan kembali tubuhku. Sejenak ku perhatikan sudut kamar, terpampang satu stel seragam putih abu-abu tergantung lepas, lengkap dengan hiasan dasi di leher. Ku pandangi sejenak seragam itu dari tempat tidurku. Segera ku berdiri dan meraihnya. Perlahan ku usap dengan kedua tanganku. Terbesit beribu-ribu kata di angan yang ingin kukatakan kepadanya, namun serasa kelu lidah ini.

Ahhh sudahlah,,,mungkin sekarang belum saatnya, gumamku lirih. Ku letakkan kembali seragam itu. Ku pandangi jam dinding di kamarku, tak terasa waktu  menunjukkan pukul 06:00. Bergegas ku berlari ke kamar mandi, sesudah itu sarapan, ku kenakan seragam itu di tubuhku dan langsung menemui Ayah Ibu untuk berpamitan. Tak lupa kucium tangan dan pipinya sambil berucap salam mohon doa restu.

Ku langkahkan kaki ini menuju Sekolah tempat dimana aku menimba ilmu. Ku hirup dalam-dalam udara pagi itu, terasa begitu sejuk dan damai. Di sepanjang jalan ku saksikan hiruk pikuk orang-orang memulai aktivitasnya. Selang beberapa waktu tibalah Aku di Sekolah. Segera ku menuju ke kelasku. Pagi itu, Sekolah masih begitu sepi karena belum banyak siswa yang datang. Sesampainya di kelas Aku hanya duduk sendiri dan termenung sembari menunggu teman. Kuambil pena dan secarik kertas putih dari dalam tasku. Perlahan jemariku mulai menari-nari di atas kertas dan ku tulis bait-bait kata…