FUNGSI,
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI PENDIDIKAN
Oleh
: Sarno Hanipudin
A.
Pendahuluan
Dalam
perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki
serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan
menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi
dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang
supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia
bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Untuk menjalankan supervisi
Diperlukan
kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya
dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang
diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan insight dan kepekaan mata batin. Seorang
supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang
lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material
semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu
pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi
yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu
kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan
pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
Dalam
konteks pengawasan mutu pendidikan, maka supervisi oleh pengawas satuan
pendidikan antara lain kegiatannya untuk melakukan suatu pengamatan secara intensif
terhadap kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan kelembagaan pendidikan dan
kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed back , sebagaimana
diadaptasi dari Razik (1995: 559). Hal ini
sejalan pula dengan adaptasi dari L. Drake (1980: 278) yang menyebutkan
bahwa supervisi adalah sebagai suatu peristilahan yang sophisticated,
sebab memiliki arti yang luas, yakni identik dengan proses manajemen,
administrasi, evaluasi dan akuntabilitas atau berbagai aktivitas serta
kreatifitas yang berhubungan dengan pengelolaan kelembagaan pada
lingkungan kelembagaan setingkat sekolah.[1]
Mengacu pada pemikiran di atas, maka bantuan
berupa pengawasan professional oleh pengawas satuan tenaga kependidikan
tentunya diarahkan pada upaya untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan
kepala sekolah dalam menetralisir, mengidentifikasi serta menemukan
peluang-peluang yang dapat diciptakan guna meningkatkan mutu kelembagaan
secara menyeluruh.
B.
Pengertian supervisi
Definisi atau pengertian
supervisi dapat dijelaskan dari berbagai sudut, baik menurut asal-usul
(etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung di
dalam perkataanya itu (semantik). Istilah supervisi berasal dari dua kata yaitu
super´ dan vision´. Dalam Webstris New World
Dictionari istilah super berarti Higher in rank or position than,
superior to (superintendent), a greater or better thanothers´ (1991:1343),
sedangkan kata vision berarti The ability to perceive something
not actually visible, as through mental acutness or keen foresight´ (1991:1492).
Secara etimologis,
supervisi menurut S. Wajowasito dan W.J.S Poerwadarminta yang dikutip oleh
Ametembun (1993: 1): [2]Supervisi yang dialih
bahasakan dari perkataan Inggris Supervision yang artinya pengawasan´. Pengertian supervisi secara morfologis
menurut Ametembun (1993:2) menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkataannya,
supervisi terdiri dari dua buah kata super´
artinya atas, lebih dan vision´artinya: lihat, tilik, awasi. Jadi
makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor
mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya
adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang disupervisi.Pengertian
supervisi secara semantik adalah pengertian yang dirumuskan oleh para ahli,
untuk memperoleh suatu gambaran komparatif.
Supervisi adalah
pengawasan profesional dalam bidang akademik yang dijalankan berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang kerjanya, memahami tentang pembelajaran
lebih mendalam dari sekedar pengawas biasa.[3] Istilah supervisi atau
pengawasan dalam kelembagaan pendidikan diidentikkan dengan supervisi
pengawasan profesional, hal ini tentu dihadapkan pada berbagai peristiwa
dan kegiatan, contoh jika pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah,
maka pengawasan dilakukan untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaranterhadap siswa, namun jika supervisi dilaksanakan oleh pengawas
satuan pendidikan,maka kepala sekolah dalam konteks kelembagaan jelas menjadi
tujuan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh
Para ahli dalam bidang
administrasi pendidikan memberikan kesepakatan bahwa supervisi pendidikan
merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian peningkatan
situasi belajar-mengajar, seperti yang diungkapkan oleh ( Gregorio,
1966,Glickman Carl D, 1990, Sergiovanni, 1993 dan Gregg Miller, 2003). Hal ini
diungkapkan pula dalam Association for Supervision and Curriculum
Development , 1987:129) yang menyebutkan
sebagai berikut: Almost all writers agree that the primery focus
ineducational supervision is-and should be-the improvement of teaching and
learning. Theterm instructional supervision is widely used in the literatur of
embody all effort to thoseends. Some
writers use the term instructional supervison synonymously with general supervision.
Rifa’i (1992: 20)
merumuskan istilah supervisi merupakan pengawasan profesional, sebab hal
ini disamping bersifat lebih spesifik juga melakukan pengamatan terhadap
pengawasan akademik yang mendasarkan pada kemampuan ilmiah,
dan pendekatannya pun bukan lagi pengawasan manajemen biasa yang bersifat
human, tetapi lebih bersifat menuntut kemampuan profesional yang demokratis
dan humanistik oleh para pengawas pendidikan.Supervisi pada dasarnya
diarahkan pada tiga kegiatan besar yang masing-masing memiliki garapan
serta wilayah tersendiri, antara lain:[4]
1.
Supervisi Akademis Menitik beratkan pada pengamatan supervisor
tentang masalah-masalah yang berhubungan
dengan kegiatan akademis, diantaranya hal-hal yang langung berada
dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang mempelajari
sesuatu.
2.
Supervisi Administrasi Menitikberatkan pada pengamatan supervisor
pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan
pelancar terlaksananya proses pembelajaran.
3.
Supervisi Lembaga Diarahkan pada kegiatan dalam rangka menyebarkan
objek pengamatan supervisor tentang aspek-aspek yang berada di seantero sekolah
dan berperandalam meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara
keseluruhan.
Sasaran pengawasan
di lingkungan kelembagaan pendidikan selama ini menunjukkan kesan seolah-olah
segi fisik material yang tampak merupakan saaran yang sangat penting, namun
pengolahan dana, sistem kepegawaian, perlengkapan serta sistem informasi yang
dipergunakan oleh lembaga nyaris merupakan sesuatu yang terabaikan. Supervisi
kelembagaan menebarkan objek pengamatan supervisor pada aspe-aspek
yang berada di lingkungan sekolah, artinya lebih bertumpu pada citra
dan kualitas sekolah, sebab dapat dimaklumi bahwa sekolah yang memiliki
popularitas akan menjadi lembaga pendidikan yang secara otomatis dapat
menarik perhatian masyarakat yang pada gilirannya akan menyekolahkan anak-anak
mereka ke sekolah dimaksud. Citra sekolah selain digambarkan oleh sarana dan
fasilitas yang memadai, juga dibuktikan dengan kualitas proses pembelajaran
serta kualitas lulusan yang dapat diakui oleh masyarakat keberadaan lulusan
lembaga terkait, selain itu juga tampak sekolah yang baik dilihat dari
sisi ketertiban, pengelolaan, kesejahteraan serta situasi dan kondisi lingkungan yang memang kondusif untuk belajar.[5]
C.
Fungsi dan Tujuan
Supervisi
1.
Fungsi
Supervisi
Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi sesuai dengan
definisi yang telah di kemukakan, namun ada satu general agreement bahwa
peranan utama dari supervisi adalah di tujukan kepada “perbaikan pengajaran”
Franseth jane,
berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat member bantuan terhadap program
pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas hidup akan diperbaiki.
Demikian juga Ayer, Fred E. menganggap fungsi supervisi untuk memelihara
program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
Sebagaimana W.H.
Burton dan Leo J. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama dari supervisi modern
ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar
(5:3), maka Kimball Wales lebih tegas lagi mengatakan bahwa fungsi dasar dari
supervisi ialah memperbaiki situasi
belajar anak-anak.
Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci
supervisi tidak hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melainkan supervisi
yang diberikan kepada guru-guru, menurut H.B. Briggs, juga merupakan alat untuk
mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru. Disini
nampak dengan jelas implikasi perubahan-perubahan masyarakat yang membawa
konsekuensi dalam cara mengatur langkah-langkah perbaikan pengajaran. Perubahan
masyarakat menentukan dimensi-dimensi baru terhadap fungsi supervise. Hal itu
jelas dalam suatu analisa fungsi supervise menurut Swearingen sebagai berikut:
1.
Mengkoordinasi
semua usaha sekolah
2.
Memperlengkapi
kepemimpinan kepala sekolah
3.
Memperluas
pengalaman guru-guru
4.
Menstimulasi
usaha-usaha yang kreatif
5.
Memberikan
fasilitas dan penilaian yang terus menerus
6.
Menganalisa
situasi belajar dan mengajar
7.
Memberikan
pengetahuan dan skill kepada setiap anggota dan staff
8.
Mengintegrasikan
tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
2.
Tujuan dan
Sasaran Supervisi
Tujuan supervisi ialah mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan provesi mengajar. Supervisi
ditujukan kepada situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan
pendidikan secara optimal. Yang dimaksud dengan situasi belajar mengajar
sebagai sasaran supervisi ialah situasi dimana terjadi proses interaksi antara
guru dengan murid dalam peristiwa belajar mengajar.
Bila proses interaksi itu diuraikan (dianalisis) maka terdapat
segi-segi yang juga merupakan sasaran
supervise sebagai berikut :
a.
Tujuan khusus
belajar mengajar (TIK)
b.
Materi dan
kegiatan belajar mengajar
c.
Metode (cara
mengorganisir kegiatan belajar murid)
d.
Cara
menggunakan alat-alat pelajaran (media pelajaran)
e.
Cara
mengevaluasi (menilai) proses dan hasil belajar murid
f.
Cara membimbing
dan melayani murid yang mengalami kesulitan belajar
g.
“Reaksi mental”
guru-guru terhadap tugas mereka[6]
Jadi tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses
belajar mengajar secara total, ini berarti tujuan supervisi tidak hanya untuk
memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru
dalam arti luas termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang proses
belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru,
pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan
dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosesdur dan teknik
evaluasi pengajaran, dan sebagainya.
Fungsi
|
Tujuan
|
1.
Membantu
sekolah dan pemerintah mencapai lulusan yang berkualitas.
2.
Membantu guru
mengembangkan profesinya
3.
Membantu
sekolah bekerjasama dengan masyarakat
|
1.
Membantu
menciptakan lulusan yang optimal dalam kualitas dan kwantitas
2.
Membantu guru
mengembangkan pribadi, kompetensi, dan sosialnya.
3.
Membantu
kepala sekolah mengambangkan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat
setempat.
4.
Ikut
meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah.
|
Penutup
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan para ahli di atas mengenai
definisi, fungsi, serta tujuan supervisi pendidikan tidak lain adalah dalam
rangka meningkatkan efektifitas proses belajar-mengajar baik siswa maupun
guru-guru tanpa terkecuali pegawai-pegawai sekolah lainnya. Dengan demikian
target dari sekolah dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Namun demikian, kenyataan dilapangan tidak semudah teori yang telah dijabarkan.
Dalam kenyataannya masih banyak guru-guru serta pegawai-pegawai sekolah yang
masih apatis terhadap pelaksanaan supervisi. Kepala sekolahpun tidak kalah
pentingnya dalam penentuan pelaksanaan dan keberhasilan dari supervisi. Apakah
seorang kepala sekolah memiliki kecakapan untuk melaksanakan supervisi, hal
tersebut masih menjadi salah satu kendala dari pelaksanaan supervisi itu
sendiri. Satu hal yang tidak bisa diabaikan adalah bahwa pelaksanaan supervisi
pada tiap daerah tidak musti sama dengan daerah lain. Karena keberhasilannya
pun bergantung dari kebutuhan sekolah tersebut pada wilayah tempat masyarakat
berada.
Daftar
Pustaka
1.
Kimbal Wiles,
Supervision For Better Schools, The Role of
the Official Leader in Program Development, Prentice-Hall, inc, New
York, 1995
2.
M. Ngalim
Purwanto, MP., Drs., Administrasi dan supervise Pendidikan, PT Remaja
Rosda Karya, Jakarta, 2009
3.
Made Pidarta.
Prof, Dr., Supervisi Pendidikan Kontekstual, PT Rineka Cipta,
Jakarta,2009
4.
Sahertian Piet
A. Drs., dan Frans Mataheru, DIP.ED. AD, Drs., Prinsip dan Teknik Supervisi
Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya-Indonesia, 1982
5.
Segiovanni
Thomas J and Starrat Robert J., Supervision, A Redevenition,
McGraw-Hill, New York, 2002
6.
Abu Ahmadi dan
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001
7.
Arikunto, Suharsimi. (2004).Dasar-Dasar Supervisi.Jakarta: Rineka Cipta.Danim, Sudarwan.
(2006).
[1] Prof. Dr. Made
Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Rineka Cipta, Jakarta, 2009,
hal.1
[2] Kimbal Wiles, Supervision For Better Schools, The Role of the Official Leader in Program Development,
Prentice-Hall, inc, New York, 1995.page 8
[3] Drs. Piete A.
Sahertian dan Drs. Frans Mataheru Dip. Ed. AD, Prinsip dan teknik Supervisi
Pnedidikan, Usaha Nasional Surabaya, 1982.hal 18
[4] Prof. Dr. Made
Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Rineka Cipta, Jakarta,
2009.hal 2
[5] Drs. M. Ngalim
Purwanto, MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2009, hal 76
[6] Drs. M. Ngalim
Purwanto, MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2009, hal 86
Tidak ada komentar:
Posting Komentar