Rabu, 26 November 2014

Terima Kasih Guru

by Musafir Es
Pagi itu cuaca begitu dingin. Kumandang adzan subuh membangunkanku dari malam panjang. Terasa berat sekali tubuh ini untuk beranjak dari pembaringan. Segera kulawan rasa malas itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan bergegas mengambil air wudzu, menunaikan kewajibanku sebagai hamba…

Usai sembahyang ku rebahkan kembali tubuhku. Sejenak ku perhatikan sudut kamar, terpampang satu stel seragam putih abu-abu tergantung lepas, lengkap dengan hiasan dasi di leher. Ku pandangi sejenak seragam itu dari tempat tidurku. Segera ku berdiri dan meraihnya. Perlahan ku usap dengan kedua tanganku. Terbesit beribu-ribu kata di angan yang ingin kukatakan kepadanya, namun serasa kelu lidah ini.

Ahhh sudahlah,,,mungkin sekarang belum saatnya, gumamku lirih. Ku letakkan kembali seragam itu. Ku pandangi jam dinding di kamarku, tak terasa waktu  menunjukkan pukul 06:00. Bergegas ku berlari ke kamar mandi, sesudah itu sarapan, ku kenakan seragam itu di tubuhku dan langsung menemui Ayah Ibu untuk berpamitan. Tak lupa kucium tangan dan pipinya sambil berucap salam mohon doa restu.

Ku langkahkan kaki ini menuju Sekolah tempat dimana aku menimba ilmu. Ku hirup dalam-dalam udara pagi itu, terasa begitu sejuk dan damai. Di sepanjang jalan ku saksikan hiruk pikuk orang-orang memulai aktivitasnya. Selang beberapa waktu tibalah Aku di Sekolah. Segera ku menuju ke kelasku. Pagi itu, Sekolah masih begitu sepi karena belum banyak siswa yang datang. Sesampainya di kelas Aku hanya duduk sendiri dan termenung sembari menunggu teman. Kuambil pena dan secarik kertas putih dari dalam tasku. Perlahan jemariku mulai menari-nari di atas kertas dan ku tulis bait-bait kata…


“Seiring berlalunya waktu, tak terasa tiga tahun sudah aku duduk di kursi ini. Begitu banyak cerita yang telah terukir. Begitubanyak kisah yang telah tertulis. Senyumdan canda, tawa dan duka senantiasa mewarnai hari-hari kami. Rasakasih sayang, rasa saling berbagi, dan waktu kebersamaan yang telah kami habiskan bersama selama ini mungkin akan segera berakhir.
Tak ingin rasanya berpisah........

Di sela-sela anganku, teringat sebuah sosok yang begitu mulia. Sosok itulah yang selama ini menemani kami belajar, membimbing kami meraih mimpi, mendidik kami budi pekerti, mengajarkan kami ilmu. Sosok itulah yang selama ini tak pernah lelah menasehati kami saat kami salah, mengingatkan kami saat kami lupa, ikut tersenyum saat kami bahagia, menghibur kami saat kami sedih, membangkitkan semangat kami saat kami terjatuh, mengajari kami berani saat kami takut, memberi kami tahu saat kami tak tahu. Sosok itulah yang selama ini dengan ikhlas memberikan cinta, kasih, dan sayangnyapada kami…

Cukup bagiku untuk merasa malu dan bodoh. Aku yang sering menggerutu dibelakangnya, sering melontarkan kata-kata kotor yang tak semestinya ku arahkan kepadanya. Aku sering menganggap mereka bodoh, kampungan, tak pernah mau mengerti apa yang di inginkan anak-anaknya, bahkan tak jarang lidahku menghujat dan mencela. Betapa jahatnya aku…

Seiring waktu yang terus berjalan kami pun mulai mengerti, kami terus belajar untuk memahami, dan baru sekarang ini kami temukan bahwa sosok yang begitu mulia itubernama “GURU”.

Presiden,orang nomor satu di negeri ini tak kan bisa jadi presiden tanpa jasa seorang guru, seorang menteri tak kan pernah mampu jadi menteri tanpa jasa seorang guru,seorang jenderal tak kan pernah bisa jadi jenderal tanpa jasa seorang guru,dari seorang  uztad hingga kyaipun tak pernah luput dari jasa-jasa mereka.

Ya Allah…begitu banyak salah dan dosa kami terhadap mereka.

Guru…
Di saat-saat terakhir menjelang perpisahan kami ini, tak banyak yang ingin kami sampaikan kepadamu. Kami tak tahu harus bicara apa, kami hanya ingin mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu atas kesalahan-kesalahan kami selama ini. Dan dalam kesempatan kali ini, kami ingin mengungkapkan isi hati kami.

Adapun selama ini kami berbuat salah, ingin kami tak lain adalah agar engkaumenunjukkan kami kebenaran,
Jika selama ini kami berkata bohong, ingin kami tak lain hanyalah agar engkau mengajarkan kami kejujuran,
Seringpula kami marah dan mengeluh, ingin kami adalah tak lain agar engkau mengajarkan kami kesabaran dan keikhlasan,
Seringpula engkau menjumpai kami menangis karena kesedihan, ingin kami tak lain hanyalah agar engkau mangajarkan kami ketabahan,
Takjarang pula kami datang terlambat ke Sekolah, ingin kami tak lain agar engkau mengajarkan kami kedisiplinan dan menghargai waktu,
Lidah ini sering kami gunakan untuk menggunjing dan berkata kotor, ingin kami tak lain agar engkau mengajarkan kami berkata yang baik,

Acapkali kami bertengkar dengan teman,  ingin kami tak lain hanyalah agar engkau mengajarkan kami makna persahabatan,
Seringpula kami bertingkah laku kasar tak lain agar engkau mengajarkan kepada kami kelembutan dan budi pekerti yang baik,
Kadangpula kami berpakaian tak rapi, tak lain, ingin kami agar engkau mengajarkan kami kesopanan,
Seringpula kami menentang pendapatmu, tak lain agar engkau mengajarkan kami tentang bagaimana cara menghargai pendapat orang lain,
Bahkan tak jarang pula kami berbuat yang melampaui batas, tak lain agar engkau memberikan perhatian kepada kami, menegur kami, mengingatkan kami, menasehati dan membimbing kami. Dan masih banyak lagi kesalahan serta kekurangan kami selama ini…

Guru…
Semua itu kami lakukan bukan semata-mata karena kami benci kepadamu. Semua itu kami lakukan bukan berarti kami tak menghormatimu. Kami sangat membutuhkan perhatian, cinta, kasih dan sayangmu sebagai orang tua kami di sekolah ini. Begitupun kami adanya, meski banyak sekali tingkah laku yang selama ini membuat sedih guruku, menjengkelkan guruku, bahkan menyakitkan hati guruku, jauh dilubuk hati kami tertanam rasa hormat, rasa kasih dan sayang kami kepadamu. Kami sayang guru-guru kami, kami cinta guru-guru kami, dan kami sangat bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan anugerahnya melalui engkau…

Pada kesempatan ini pula, kami ingin sampaikan ucapan beribu-ribu terimakasih kepada guruku. Atas jasa-jasamu, perhatianmu, nasehat-nasehatmu, kebaikan-kebaikanmu, terlebih kasih sayang yang telah engkau curahkan kepada kami selama ini. Kami anakmu, tak kan pernah bisa membalas semua itu. Kami hanya bisa berdoa semoga guru guru kami  senantiasa diberi kesehatan, semoga guru guru kami  tak pernah lelah dalam mendidik dan menasehati anak didikmu, engkau adalah pahlawan kami, dan tetaplah menjadi pahlawan bagi negeri ini.

Tak lupa, doakan kami anak-anakmu agar bisa menjadi manusia yang berbakti dan bermanfaat bagi diri, orang tua, bangsa dan agama serta bermanfaat bagi sesama. Akan kami kenang selalu jasa-jasamu. Semoga semua yang pernah engkau berikan, bisa menjadi bekal kami dikemudian hari.

Guru…
Kami mohon maaf dan terimakasih yang tiada kira kami ucapkan kepadamu. Semoga Allah membalas semua jasa-jasamu. Selamat HARI GURU. Teruslah berkarya, memberi inspirasi, menjadi pendidik bangsa dan mempersembahkan yang terbaik untuk negeri. Aamiin..."





Tidak ada komentar:

Posting Komentar